Rabu, 18 Agustus 2010

Senjata melewati Dunia

Embun pagi menetes kepagar-pagar, karna dedaunan diatasnya tidak sanggup menyangganya. Suara burung pagi berkicauan, angin semilir ditepi sungai menerpa tumbuh-tumbuhan juga tubuhku, sekan mereka memberi kabar kalo pagi datang lagi.

Udah terbiasa tiap pagi diriku jadi asisten seorang nenek yaitu melakukan olah raga dipagi hari. Saat lagi jalan-jalan bersamanya tiba-tiba nenek berhenti dan memberitahuku, "amui.....ada uang tuh dilantai, ambil sono..." "Gak mau nek itu bukan milikku, kalau bukan hak ku tak berani aku mengambilnya," jawabku. "mang kenapa?" jawab nenek. "Saya disini bekerja nek, jauh dari orang-orang yang sekiranya bs menolongku, dan hanya Tuhankulah yang bs menolongku, tentunya apa yang ia larang aku harus menghindarinya, dan uang itu salah satu contohnya, jika yang kehilangan tadi sangat membutuhkan, coba apa yg ia rasakan jika uang tersebut saya pakai? sangat sedih buka?. Memang tidak ada yang tau jika uang tersebut aku ambil nek, tapi Tuhanku Maha tau, dan slalu mengawasiku. Kebahagian mendpat sesuatu yang bukan dari hasil kita yang sesungguhnya hanyalah sementara, bahkan balasannya lebih berat dari pada kebahagiaannya. Selagi kita bisa menghindari hal-hal yang tidak baik, mengapa tidak kita lakukan nek? toh tanpa uang itu kita jg bisa makan, ya gak?" penjelasanku.

Nenek pun akhirnya manggut-manggut kepalanya, dan berkata "Iya , aku jg pernah dulu begitu, menemukan uang tak seberapa jumlahnya, keesokan harinya malah musibah gede melanda". "Makanya nek hati-hati dalam melewati hidup ini, karna banyak rintangan entah kecil atau besar yang menghalangi langkah kita. hati-hati lebih baik, dari pada mencari jalan setelah tersesat.

Usai jalan-jalan kita pulang kerumah, nenek tiduran dikamar akupun membaca buku dikamarku. Cucunya nenek yang pertama lagi ngobrol ma temen akrabnya. Karna tadi pulang kita lebih dulu mereka tidak tau kalo kita sedang istirahat di kamar, tiba-tiba temen koko(cucu nenek yang besar) berkata "Apakah bukan amui yang ngambil uang mu JOE? ". "Tidak, amui tidak mungkn sekali mengambil uang ku, jangankan uang di dompet, tiap kali ada uang jatuh dia kasih ke aku, aku sangat mempercayai dia. Kali aja adekku sendiri, karna dia sekarang mulai seneng beli undian marsix". kata koko.

Wah hatiku deg-degan mendengar percakapan mereka, untung koko mempercayai ku, kalo tidak, gak tau gimana nasibku. Karna sering terjadi jg pada temen-temen yang lain walau mereka tidak mencuri barang atau uang sibosnya, mereka tetep dimnasukkan penjara karna sibosnya gak mempercayainya.

Ku ucap Syukur kepada Allah yang masih melindungiku, dalam melewati hidup ini..Smoga payung lindunganNYa selalu menemaniku, juga buat temen-temen yang lain. Smoga tetep hati-hati dalam melewati dunia ini.


"Dalam satu riwayat sahih disebutkan bahwa Umar bin Khattab r.a bertanya kepada Ubai bin Ka'ab tentang takwa. Ubai r.a menjawab, "Bukankah anda pernah melewati jalan yang penuh duri?" "Ya", jawab Umar. "Apa yang anda lakukan saat itu?". "Saya berjaga-jaga dan berjalan dengan hati-hati". "Itulah takwa".


"Kepekaan batin, kelembutan perasaan, rasa takut terus menerus, selalu waspada dan hati-hati jangan sampai kena duri jalanan.......jalan kehidupan yang selalu ditaburi duri-duri godaan dan syahwat, kerakusan dan angan- angan, kekhawatiran dan keraguan, harapan atas segala sesuatu yang tidak boleh diharapkan. Ketakutan palsu dari sesuatu yang tidak pantas untuk ditakuti....dan masih banyak duri-duri yang lainnya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar