Rabu, 18 Agustus 2010

Octopus card vs tobat



Kartu oktopus adalah kartu sejenis atm, cuman ngisinya tdk harus di bank, juga saat menggunakan tidak harus menekan nomor pin. Kegunaan kartu ini adalah sebagai alat untuk membeli sesuatu ditoko yg menyediakan pelayanan kartu ini. Selain digunakan untuk beli barang, octopus juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran naik kendaraan umum dan juga masih banyak kegunaan kartu tersebut untuk hal yang lain.

Singkat cerita, pada suatu hari saya mau naik kendaraan mtr atau bisa disebut kereta modern. Saat saya tiba didepan pintu daerah pembatas, ku sentuhkan octopusku ke mesin yang berfungsi mengizinkan penumpang masuk daerah mtr. Setelah turun dibawah tepatnya ditempat nunggu kreta, tiba-tiba sahabatku menelfon ku dan menyuruh ku menunggunya. Akhirnya ku urungkan untuk memasuki mtr dan duduk dibangku yang disediakan untuk menunggu kedatangan kereta.

Sambil menunggu sahabatku, ku gunakan waktu menunggu untuk baca buku. Tanpa terasa waktu sudah lama. Karna tak datang-datang ku telfon sahabat ku dan ku tanyakan keberadaan dia. Dia memberitahuku hanya beberapa menit dia akan sampai. Akhirnya ku lanjutkan lagi membaca.


Tanpa sepengetahuan ku sahabat yang kutunggu-tunggu tadi di belakangku tiba-tiba mengagetkan ku. Dengan pelan Ku jitak kepalanya karna membuat ku seperti itu. Dia nyengir kesakitan dan akupun jadi ketawa. Saat kereta datang kami masuk dan duduk dengan tenang. Diperjalan kami bercanda ria. Kereta melaju kencang hingga ketempat tujuan.

Kami berdiri keluar dan menuju pintu untuk mengetutkan kartu(octopus). Namun tiba-tiba kartu tersebut tidak di kasih izin mesin untuk ku keluar. Kemudian ku bawa kartu tsb ketempat informasi mtr. Sang petugas memberitahu ku kalo aku kelamaan duduk di dalam wilayah mtr. Oleh sebab itu kartu tidak diberi izin keluar. Dan jika kejadian itu terulang saya akan kena denda. Namun saat itu dia memaafkan dan mengizinkan ku untuk keluar.

Hari, bulan, tahun pun berganti. Kejadian seperi tadi terulang kembali. Aku menjawab petugas informasi dengan pura-pura tidak tau aturan tersebut. Namun Pak petugas membantah jawabanku. Karna dalam kartu itu ada tanda kalau aku sudah pernah melakukan pelanggaran tersebut. Kemudian dia memberi peringatan keras. Kalu terjadi lagi bener-bener dikenia denda.

Karna aku meremehkan hal itu. Kejadian hadap petugas terulang dan ini merupakan yang ke tiga kalinya, aku bener-bener didenda. Mau tak mau aku harus memberikan denda tersebut. Untung dendanya aku masih menyanggupinya, kalau mahal dan pas tak bawa uang apa yang ku lakukan kalo gak pingsan.

Kejadian itu membangunkan ingatku terhadap aturan-aturan yang ditetapkan Allah. Yaitu tentang waktu dan taubat. Yang mana terkadang manusia banyak yang meremehkan hal tersebut. Pikir mereka hanya dengan taubat kita akan terbebas atas kesalahan kita. Padahal aturan manusia aja walau sudah mengakui salah tetep aja dikenai hukuman atau denda, apalagi aturan Allah. Aku yakin alat-alat penjagaan Allah lebih dan sangat hebat dibanding dengan alat pemeriksaan buatan manusia.....

Orang diberi kesempatan tidak dipakai dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, malah meremehkannya. Coba kalau ajal datang sebelum kita taubat, pasti semua tak ada yang bisa menolong kita....


Orang yang lemah memiliki banyak angan-angan dan khayalan, berangan angan terhadap Allah. 'Sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Mubarakfuri dalam tuhfatul Ahwadzi: Dia (orang yang lemah), bersama dg lemahnya ketaatan kepada Allah dan selalu mengikuti hawa nafsunya tidak pernah meminta ampun kepada Allah, bahkan selalu berangan-angan bahwa Allah akan selalu mengampuni dosa-dosanya.

Rasulullah saw, juga memberitahukan 'bahwa orang yang lemah, yaitu orang yang mengikuti hawa nafsunya, membiarkan hidupnya tak bertujuan, tak punya arah, tidak ada amalan yang nyata, dan tak pernah memuhasabahi perjalanan hidupnya.

Smoga catatan ini menjadi pengingat khususnya ane sendiri, juga my luv friend.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar