Rabu, 18 Agustus 2010

Memory hari liburku



Masjid Jami' Tsim Tsa Tsui tampaknya rame. Banyak jamaah indonesi berkumpul di aula bawah, kelihatannya hari ini ada organisasi yang mengadakan pengajian. Sedang jamaah lain pada duduk ditangga depan masjid. Mereka sedang antrian memakai sepatu or sandalnya masing-masing. Ternyata aku terlambat untuk mengikuti jamah Dzuhur, padahal tadi dari rumah diriku udah buru-buru keluar, siaran ppi ku tinggalkal 30 menit demi mengejar sholat jamah dzuhur. Aku slalu merasa kehilangan jika disaat liburan tidak mengikuti jamaah sholat dimasjid. Karena selama satu minggu hanya satu hari diriku dapat melakukan hal seperti ini. Segala kebiasaan ibadah jika tidak kulakukan atau kutinggalkan membuat hatiku jadi resah dan gundah. Terasa kaya seperti kehilangan suatu benda yang berharga.

Ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi, usai ambil air wudhu kusegerakan sholat sunat takhiyatul masjid, dan kuteruskan sholat dzuhur. Doa-doa ku baca dengan urut setelah sholat. Masih dalam balutan mukena ku melangkah pergi ketempat jamaah perempuan sebelah, niatku untuk mencari sahabatku. Namun tidak ku temukan juga, malah ku bertemu dengan sahabatku dari lingkar pena. Dia tesenyum memandangku, dan berbincang-bincang sebentar. Sebelum dia pergi dia memberikan buku karyanya yang bejudul AURA BIRU HONGKONG, untuk ku. Buku itu karya dia dan ke2 sahabatnya. Sungguh aku salut kepadanya walau mereka seorang Tkw seperti aku, mereka mampu menciptakan buku juga.

Kedua sahabatku pergi untuk meneruskan kegiatan mereka di luar. Aku kembali ke ruangan dalam, dipojokan berderet teman-teman yang belum kukenal sebelumnya. Walau aku tidak mengenalnya namun diriku dgnya udah kelihatan akrab. Ku buka laptop ku untuk menulis hasil rekaman ppi tadi, takut kelupaan jika tidak aku tulis, tiba-tiba temen baru yang duduk disampingku tadi bertanya "siapakah dia mbak?" aku menjawabnya, " dia ivon temen kita yang dihongkong, gambar buku ini adalah hasil karyanya, kalo kamu mau nih aku pinjami bukunya." Kemudian dia menjawab,,,wah pinter-pinter ya mbak temen kita, sambil kerja sempet juga nulis".

Saat kita berbincang-bincang Ibu pengurus masjid datang, dia bertanya kepada kita-kita, "siapa yang mau kerja dicanada?" salah seorang ibu menjawab "Saya mau mami". Kemudian ibu itu meminta kertas kepadaku dan menuliskan namanya, "nih nama arab saya mi, dan ini nama inggris saya". Kubaca tulisan ibu tadi, bener heran aku........sudah ibu-ibi tulisan arabnya bagus, dan nama inggrinya menurutku juga aneh, tidak seperti nama orang indonesia, seperti nama japan. kejanggalan itu akhirnya membuatku ingin bertanya kepadanya, "mbak bolehkah saya tau, mbak keturunan japan yah, kok namanya kayak japan?" kemudian di jawab sambil senyum,,"Yah nenek moyangnya yang keturunan japan". Si ibu ini memang bener-bener pintar walau jadi tkw juga bahasa apa aja dia bisa. Sekata dua kata di ucapakan, dari bahasa, arab, english, japan, mandarin, kantonis.

Tempat diriku duduk banyak ibu-ibu yang mengelilingiku. Masih dengan ibu tadi, aku menanyakan berapa lama dia tinggal dihongkong, jawabnya 20 tahun kurang 2 tahun,,,,Subhanalloh....lama juga. Dia menceritakan selain dihongkong dia juga pernah kelain negara, satu hal yang dia bisa bertahan kerja, yaitu dimanapun dia bekerja kuncinya dapat izin sholat, jika hal itu didapat dia akan terus pertahankan. Dia menceritakan mulai kerja diluar negri dari anaknya sekolah sd hingga kini mereka udah lulus kuliah bahkan udah jadi pegawai negri. Subhannalloh................

Ternyata ibu yang duduk disampingku juga begitu, dia bercerita kepadaku hampir sama dg ibu tadi. Perbedaanya ibu ini hanya dihongkong aja dia bekerja, dia ber cerita waktu anknya masih duduk di SD kelas 5 dia meninggalkannya, kini anaknya Yang pertama udah menjadi pegawai bank dan anak yang kedua di kantor keuanga. Ibu dikananku ternyata juga sama, anaknya yang dulu ditinggal masih kecil kini udah menjadi seorang wartawan dan dokter.

Sungguh aku merasa terharu campur bahagia mendengar cerita mereka, ternyata walau jadi tkw mampu mendidik anak-anaknya menjadi orang yang berguna dan sukses semua. Kutanyakan kpd mereka, gimana mrk mendidik anak-anaknya menjadi orang-oarang yang sukses, salah satu diantaranya menjawab, Tiap hari tak lupa mendoakan anaknya, dan menasehati mrk , menceritakan jerih payah yang dilakukan kerja dihongkong, agar anaknya bisa paham dg kegigihan ibunya dan mrk tidak membuang sia-sia jerih payah ibunya. Karna ibu itu bilang, dia slalu khawatir anaknya terpengaruh dengan temen-temen kampus yang hura-hura. kemudian Ibu itu berkata,,"Alkhamdulillah Allah mengabulkan doa-doa saya dan menjadikan ank-anak sukses semua, Amin.

Tiba-tiba adzan berkumandang, semua bubar mengambil air wudzu. Akupun juga berdiri. Itulah diary minggu kemaren.......Moga jerih payah ibu-ibu dipetik dihari tua juga disyurga nanti. Amin.

"Yulia silkyheart yang masih belajar"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar