Sabtu, 21 Agustus 2010

Pecahnya Secangkir Kopi Persahabatan


Siang itu tiba-tiba engkau marah padaku, bahkan memaki-maki ku. Aku bagaikan domba yang dungu tak bisa berbuat apa-apa untuk melawan pembicaraan mu. Karna engkau tak henti-hentinya berkata dan tak memberi kesempatan untukku bicara. Malah engkau menuduh ku menghianati persahatan. Setelah capek ngomel-ngomel engkau pergi begitu saja.

Aku diam membisu duduk didepan pintu. Dan berfikir gerangan apa yang terjadi dengan mu hingga engkau marah seperti itu.Namun tak jua ku menemui jalan keluar. Fikiran ku tambah ga karuan.

Oh ....Siapakah yang akan menikmati secangkir persahabatan itu? sebenarnya ingin juga diriku menikmatinya, namun apa daya sebelum kopi ternikmati , cangkir yang baru ku pegang pecah didera oleh sebuah masalah.

Sobat.....Ingin rasanya diriku ingin menjadi sahabat mue yang sejati. Namun mengapa mulai sekarang engkau menjauhi ku, bahkan jika ku menelfon mu engkau pura-pura tak mengenali ku, gerangan ada apakah? kenapa sebelum ada kejelasan engkau lari begitu saja. Andai diriku telah melukai mu, mengapa tak kau jelaskan dengan sejelas-jelasnya, agar aku tau dimana letak kesalahanku.

percayalah sobatku...apapun yang terjadi aku akan setia menjaga janji persahabatan. seburuk apapun aku tidak akan mengeluarkannya pd yang lain. Kan kupendam dalam bumi persahabat kita, dan smoga Tuhan saja yang mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar